Halaman

Rabu, 25 Desember 2013

BADAI FILIPHINA

TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA

MUKHLASIN
25211028
3EB10


BADAI  FILIPHINA
 


"Haiyan" salah satu badai terparah dalam catatan meteorologi mengamuk sejak Jumat di Leyte dan Samar. 800.000 penduduk sempat dievakuasi, lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal.

Topan Haiyan diperkirakan datang Jumat waktu setempat diantara kepulauan tengah Samar dan Leyte.

Dengan kecepatan angin pusat 215 km/jam dan hembusan yang bisa mencapai 250 km/ jam, topan ini masuk kategori lima – yang paling parah, bergerak ke barat-barat laut dengan kecepatan 33 km/jam di atas Samudera Pasifik.

Presiden Benigno Aquino menghimbau warga untuk pindah dari wilayah berbahaya. ”Saya menyerukan kepada masyarakat untuk bekerja secara tim dan bekerjasama,” kata dia melalui siaran televisi dan radio nasional.
Siap siaga

Aquino mengatakan, di seratus daerah pesisir yang menghadapi ancaman gelombang besar badai yang membawa ombak yang tingginya bisa mencapai lima hingga enam meter – para pejabatnya telah diperintahkan untuk berusaha membatasi dampak kerusakan dan ancaman kehilangan nyawa.

Ribuan warga telah dipindahkan dari garis pantai, bantaran sungai dan lereng gunung ke tempat-tempat yang lebih aman, sementara berbagai kendaraan militer disiagakan.
Angin kencang dan hujan deras akan menerjang berbagai wilayah yang dilewati oleh badai, dimana badan cuaca milik pemerintah menaikkan tingkat kewaspadaan di lebih dari dua puluh lokasi yang terletak di bagian tengah Filipina.

Para penjaga pantai menghentikan operasi ferry, memerintahkan penghentian aktivitas memancing dan memperingatkan kapal nelayan di laut untuk mencari perlindungan atau kembali ke pelabuhan. Maskapai penerbangan Cebu Pacific mengumumkan penundaan lebih dari seratus penerbangan lokal.

Rumah sakit disiagakan, dengan sekolah-sekolah dan sejumlah perkantoran ditutup dan listrik serta jalur komunikasi dimatikan untuk keselamatan.
Para pejabat menggunakan pengeras suara untuk mendesak penduduk di pesisir dan desa-desa di dataran tinggi untuk pindah ke daerah yang lebih aman, sementara pohon-pohon ditebang dan kapal-kapal ditarik ke pantai.

Biro cuaca milik pemerintah menaikkan kesiagaan ke level 4 di pulau Samar dan Leyte. Para pejabat di lebih dari 12 provinsi juga mulai menimbun makanan, air dan persediaan bantuan.
Langganan topan

Diperkirakan 10 juta orang menghadapi ancaman gangguan Topan Haiyan. Berbagai badan bantuan dunia telah mendekat untuk bersiap melaksanakan operasi untuk mengatasi badai.
“Dampak kemanusiaan dari ancaman Topan Haiyan adalah luar biasa besar, tidak hanya di daerah yang langsung dilewati, tapi juga di pulau-pulau terdekat seperti Bohol,“ kata Patrick Fuller dari International Federation of Red cross and Red Crescent Societies.
Secara khusus yang rentan, tambah dia, adalah ribuan orang yang tinggal di tempat penampungan sementara di Bohol, yang beberapa waktu lalu menjadi korban gempa 7,2 skala richter yang menewaskan lebih dari 200 orang dan mengakibatkan ribuan orang mengungsi.
Rata-rata 20 angin topan menghantam Filipina setiap tahun. Pada 2011, topan Washi menewaskan 1.200 orang, memaksa 300.000 orang mengungsi dan merusak lebih dari 10.000 rumah.
September lalu, topan lain yang masuk kategori-5, yakni topan Usagi, dengan angin pusat berkecepatan 205 km/jam dan hembusan 240 km/jam, menghantam kepulauan Batanes di bagian utara sebelum menyebabkan kerusakan di Cina bagian selatan.
Bopha, adalah badai terparah tahun lalu, yang meratakan tiga kota pesisir di kepulauan selatan Mindanao, membunuh 1.100 orang dan menciptakan kerusakan yang diperkirakan bernilai lebih dari 1 milyar dollar.

Korban badai Haiyan
Penyaluran bantuan hingga kini masih tersendat menyusul kerusakan parah pada bandar udara, pelabuhan dan jalan-jalan utama. Tim penyelamat berusaha mencapai korban dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. Makanan dan air minum langka. Mayat-mayat dibiarkan di pingir jalan, cuma ditutupi seadanya dengan kain terpal.
Pulau-pulau terluar hingga berita ini diturunkan masih terisolasi dari dunia luar. Menteri Dalam Negeri Mar Roxas menyebut bencana ini sebagai tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah Filipina.
"Kerusakan parah di Tacloban"
Palang Merah Internasional melaporkan, kerusakan di kota Tacloban mencapai 80 persen. Menara dan bandar udara hancur. Beruntung pesawat militer masih bisa mendarat di landasan yang sebagian belum dibersihkan. "Kerusakannya sangat parah," kata Jericho Petilla, bekas gubernur Leyte kepada salah satu stasiun radio nasional.
Kerusuhan dan penjarahan merajalela di pusat kota. "Toko-toko dijarah dan penduduk berusaha merusak mesin ATM," kata Roger Marcado, Gubernur Provinsi Leyte Selatan yang terletak bersebelahan.
Kerusakan akibat badai Haiyan
Penjarahan terhadap pusat-pusat pertokoan juga terjadi di kota Tagliban, menurut laporan stasiun berita ANC. Sebagian besar aparat keamanan kehilangan harta bendanya dan sebab itu meninggalkan tugas, kata jurubicara kepolisian Reuben Sindac. 120 petugas diterbangkan dari Manila ke lokasi bencana untuk menjaga keamanan.
Presiden Benigno Aquino yang sempat berukunjung ke lokasi bencana mengritik pemerintah lokal lantaran tidak cukup mempersiapkan diri kendati telah mendapat peringatan dini.

Bantuan Internasional
"Kerusakan di Tacloban mengejutkan," ujar Preveen Agrawal dari Program Pangan Dunia PBB (WFP) usai mengunjungi kota tersebut. Organisasi dunia itu berencana menerbangkan 40 ton makanan ringan dari Dubai ke Filipina. Makanan energi tinggi itu sejauh ini terbukti berguna di kawasan bencana lantaran tidak perlu dimasak dan awet,
Menurut WFP makanan ringan itu mengandung 450 kilo kalori dan sedikitnya 10 gram protein pada setiap kemasan 100 gram.
Palang Merah menyerukan penduduk agar memberikan sumbangan ke lokasi bencana. Organisasi itu juga mengumpulkan sukarelawan. Perusahaan logistik lokal 2Go menawarkan transportasi gratis untuk barang-barang bantuan, Jerman, Amerika Serikat, Australia, Indonesia, Singapura dan Selandia Baru telah menjanjikan bantuan.
Badai "Haiyan" melemah dan mengubah arah dalam perjalanan menuju Vietnam. Badai tersebut diperkirakan akan mencapai utara Vietnam dalam bentuk badai tropis. Sekitar setengah jura penduduk telah dievakuasi. Sebaliknya status darurat di provinsi Quang Nam hari minggu (10/11) telah dicabut oleh pemerintah setempat.

Referensi
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar