TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA
MUKHALSIN
Menurut Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, banyaknya penolakan yang timbul atas digelarnya Miss World 2013 bukan menjadi ancaman serius kontes tersebut dan pemerintah menghargai aspirasi ormas Islam yang menentang.
"Saat rapat koordinasi diputuskan bahwa aspirasi masyarakat harus dihargai dan bukan masalah. Banyak dampat positif untuk Indonesia akan digelarnya Miss World 2013 di Bali termasuk memperkenalkan kebudayaan dan adat istiadat pada publik seluruh dunia. Akan ada juga pemberitaan sisi baik Indonesia pada internasional," papar Sapta.
Seperti yang sudah diketahui, sejauh ini beberapa ormas Islam seperti Muhammadiyah, NU, FPI, Forum Umat Islam, HTI, dan MUI menentang digelarnya Miss World 2013 lantaran dianggap tak sesuai dengan syariat Islam.
Akibat lebarnya demonstrasi dan penolakan yang digelar di Jakarta, akhirnya malam puncak Miss World 2013 yang sedianya digelar di Bogor harus tetap dilangsungkan di Bali.
Berbeda dengan pendapat beberapa ormas Islam, ormas Hindu di Bali justru mendukung penuh penyelenggaraan Miss World 2013 yang mencetak sejarah dengan menghapuskan sesi bikini kontestan untuk kali pertama, seperti dilansir merdeka.com.
"Ajang itu hanya menguntungkan elite politik tertentu yang memiliki kaitan langsung dengan pebisnis atau penyelenggara," kata dosen Jurusan Hubungan Internasional FISIP Unud itu di Denpasar.
Peraih gelar master Departement of Political Science University of Delhi itu melihat ajang tersebut hanya akan memosisikan Indonesia dikenal sebagai negara liberal.
"Walaupun pemerintah dan tim penyelenggaraan ''Miss World'' mengatakan kegiatan itu untuk mempromosikan pariwisata, dampaknya sangat kecil," ujar lulusan Universitas Darul 'Ulum, Jombang, Jawa Timur, itu.
Idin menilai kontes tersebut lebih mengedepankan eksploitasi fisik kaum perempuan dari berbagai negara peserta. Tentu para penonton menikmati keindahan tubuh perempuan yang mengenakan busana elegan.
Selebihnya, lanjut Idin, tidak ada aktivitas yang dapat mengedukasi masyarakat dari para kontestan selain memamerkan keindahan fisik kaum Hawa.
MUKHALSIN
25211028
3EB10
DAMPAK EKONOMI INDONESIA PADA ACARA MISS WORLD 2013 DI BALI
Apakah dengan di adakanya MISS WORLD di Indonesia Nusa Dua
Bali akan meningkatkan ekonomi di Indonesia ?
Ajang Miss World 2013 akan diadakan di Bali 2 sampai 4
September 2013, Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah untuk penyelengaraan
event ini. Masyarakat indonesia mulai memandang positif tentang event ini.
Berkaca dari ajang Internasional seperti perhelatan piala dunia, semua negara
berebut untuk menjadi tuan rumah. Karena sudah dipastikan jika negara yang
menjadi tuan rumah dan penyelenggara event internasional maka negara tersebut
akan “MENANG BANYAK” , yang artinya negara tersebut akan mengalami peningkatan
ekonomi dalam negeri yang luar biasa.
Acara ajang MISS WORLD berbeda dengan ajang lainya, seperti
PIALA DUNIA yang di adakan di Jepang maupun OLIMPIADE BEIJING di China. Semua
penonton menguntungkan bagi negara dikarenakan tingkat kepedulian mengikuti
yang sangat tinggi yang menjadikan tingkat ekonomi menjadi tinggi.
Lalu apa yang terjadi jika ajang Internasional Miss World
diadakan di tanah air ini. Jawabannya akan menambah kepercayaan dunia bahwa
Indonesia negara yang aman, tentram, damai dan bergaul dalam dunia
internasional. Jika kita berhasil maka dapat dipastikan para investor jangka
panjang akan melihat ini sebagai bentuk keamanan dalam berinvestasi.
Menurut Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, banyaknya penolakan yang timbul atas digelarnya Miss World 2013 bukan menjadi ancaman serius kontes tersebut dan pemerintah menghargai aspirasi ormas Islam yang menentang.
"Saat rapat koordinasi diputuskan bahwa aspirasi masyarakat harus dihargai dan bukan masalah. Banyak dampat positif untuk Indonesia akan digelarnya Miss World 2013 di Bali termasuk memperkenalkan kebudayaan dan adat istiadat pada publik seluruh dunia. Akan ada juga pemberitaan sisi baik Indonesia pada internasional," papar Sapta.
Seperti yang sudah diketahui, sejauh ini beberapa ormas Islam seperti Muhammadiyah, NU, FPI, Forum Umat Islam, HTI, dan MUI menentang digelarnya Miss World 2013 lantaran dianggap tak sesuai dengan syariat Islam.
Akibat lebarnya demonstrasi dan penolakan yang digelar di Jakarta, akhirnya malam puncak Miss World 2013 yang sedianya digelar di Bogor harus tetap dilangsungkan di Bali.
Berbeda dengan pendapat beberapa ormas Islam, ormas Hindu di Bali justru mendukung penuh penyelenggaraan Miss World 2013 yang mencetak sejarah dengan menghapuskan sesi bikini kontestan untuk kali pertama, seperti dilansir merdeka.com.
"Ajang itu hanya menguntungkan elite politik tertentu yang memiliki kaitan langsung dengan pebisnis atau penyelenggara," kata dosen Jurusan Hubungan Internasional FISIP Unud itu di Denpasar.
Peraih gelar master Departement of Political Science University of Delhi itu melihat ajang tersebut hanya akan memosisikan Indonesia dikenal sebagai negara liberal.
"Walaupun pemerintah dan tim penyelenggaraan ''Miss World'' mengatakan kegiatan itu untuk mempromosikan pariwisata, dampaknya sangat kecil," ujar lulusan Universitas Darul 'Ulum, Jombang, Jawa Timur, itu.
Idin menilai kontes tersebut lebih mengedepankan eksploitasi fisik kaum perempuan dari berbagai negara peserta. Tentu para penonton menikmati keindahan tubuh perempuan yang mengenakan busana elegan.
Selebihnya, lanjut Idin, tidak ada aktivitas yang dapat mengedukasi masyarakat dari para kontestan selain memamerkan keindahan fisik kaum Hawa.
Demikian juga bagi masyarakat Bali,
ajang tahunan yang digelar berpindah-pindah antarnegara itu tidak memberikan
dampak positif secara ekonomi.
"Jika para kontestan itu
digembar-gemborkan oleh pemerintah sebagai ajang promosi pariwisata, semestinya
para tokoh masyarakat Bali harus komplain kepada pemerintah kalau memang
hasilnya tidak ada," kata Idin.
Dampak dari di ajang Miss Wrold ini dari segi ekonomi tidak
memberikan dampak positif bagi perekonomian Bali apalagi ekonomi Nasional. Data
statistik membutktikan bahwa kontes Miss World tidak berdampak terhadpa
negara-negara penyelenggara maupun pemenang kontes. Misalnya Venezuela, negera
pemenang Miss Universe tahun 2008 dan 2009, pertumbuhan wisatawan mancanegara
minus 3% pasca kontes kecantikan. Demikian halnya dengan Jepang yang
memenangkan tahun 2007 dan Canada yang menjadi pemenang tahun 2005, keduanya
mengalami penurunan pendapatan dari wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar