PENCIPTAAN
KEPERCAYAAN BERSAMA MELALUI ORGANISASI KOPERASI DAN INOVASI
Niniek
F. Lantara
Abstract : if there
is effort body which is full of controversy, possible that’s co-operation. This
matter because of that not rarely co-operation made as mean of to get the
masked facility of social mission and have to be advocated. Making co-operation
peculiarly draw is fact that a lot of its organization device of vital
importance in creating trustworthy relation, virtual Indonesia co-operation movement
have to see the co-operation movement in world. In some world co-operation have had the
organization of world, having regulation congress, having delegation in area
and may sit on the world body as observer. Its aspiration is sent widely.
Keyword :
co-operation, belief, movement of world co-operation
Pendahuluan
Dari waktu ke
waktu koperasi Indonesia lebih mencerminkan sisi negative dari pada segudang
potensi positif yang tidak tergali. Cita – cita pendiri agar koperasi menjadi
soko guru perekonomian nasional kini ibarat mimpi.
Tidak heran bila kemudian pertumbuhan ekonomi sangat
lambat. Pilar ekonomi kerakyatan yang di sandang nyaris hilang. Koperasi tidak
pernah di pikirkan akan menjadi sebuah badan usaha yang besar.dalam
perjalananya, paradigm terhadap koperasi adalah bagian dari BUMN dan sekaligus
kepanjangan tangan bisnis usaha. Dulu bahkan ada istilah koperasi menjadi anak
angkat, sedangkan swasta adalah bapak angkatnya.
Koperasi sesungguhnya bisa menjadi sangat besar seperti
Singapura, Jepang dan megara Skandinavia, AS atau Korsel. Koperasi Zennoh di
jepang contohnya mampu menumbuhkan menjadi usaha multinasional dan perdaganggan
komoditas internasional yang telah melebarkan sayapnya ke atas bahkan mampu
bersaing dengan perusahaan semacam Cargill yang sudah mendunia.
Karena itu tidak heran koperasi Zennoh mampu menggurita
sedangkan Carrefour asal Perancis tidak mampu berkembang di Singapura karena
kalah bersaing dengan ritel koperasi sebaliknya di Indonesia, Carrefour sangat
berkembang di Indonesia karena tidak ada jaringan koperasi yang kuat di bidang
konsumsi.
Sebagian
Besar Koperasi Tidak Sehat
Pada tahun 2008
di kota Makasar terdapat 1.281 unit koperasi. Dari jumlah tersebut hampir
seluruhnya dinyatakan tidak sehat. Hanya sekitar 700 unit koperasi yang aktif.
Sedangkan sisanya 581 unit dinyatakan tidak aktif lagi.
Untuk koperasi yang tidak aktif tersebut, dinas koperasi
kota makasar memberikan kesempatan tiga tahun lagi umtuk memulihkan diri. Jika
dalam waktu tiga tahun berturut- turut tetap tetap tidak aktif maka akan segera
dicabut izinya.
Dinas
koperasi tetap melakukan pembinaan terhadap koperasi yang tidak aktif. Salah
satunya melakukan sosialisasi kebijakan pemberdayaan koperasi. Dalam kegiatan
tersebut, para penggiat koperasi akan di suguhi matari dari perbankan
Perlu
Fokus
Seperti
apa sebenarnya koperasi yang harus di kembangkan? Pramulya mengingatkan saat
ini sector bisnis semakin berkembang, bahkan untuk sector yang dulu hanya di
tangani koperasi. Koperasi akhirnya tidak melepaskan diri dari mekanisme pasar
dan tidak jarang akhirnya tergilas oleh pasar karena tidak mampu bersaing.
Oleh karena itu, dalam mengembangkan koperasi seharusnya
focus pada bidang usaha tertentu seperti perikanan, koperasi pertanian, dan
koperasi persusunan. Tidak seperti yang ada pada saat ini, dimana terjadi
kecendrungan koperasi memilih bentuk sebagai koperasi serba usaha(KSU) dengan
harapan bisa berusaha segala macam.
Koperasi semacam ini akhirnya akan kehilangan focus pada
kelompok kepentingan anggota. Sekedar contoh, distribusi susu sapi sapi segar
dari 90% dipasarkan lewat koperasi. Koperasi susu menjadi satu koperasi yang terbesar saat ini.
Penciptaan
Kepercayaan Bersama Dalam Koperasi
Kepercayaan
berarti jaminan kepercayaan atas keprihadian, kemampuan dan kebenaran
seseorang, yang di dalamnya bisa mencakup aspek kepercayaan diri dan keyakinan
akan pembayaran di kemudian hari atas barang- barang yang sudah di kirimkan.
Seringkali terdengar kalimat”saya mempercayai anda untuk membayar utang anda”.
Kepercayaan adalah keyakinan bahwa pihak lain akan
bersikap tertentu kepada saya walaupun hal iotu bukanlah keinginanya. Oleh
karena itu, kepercayaan merupakan suatu alat untuk mengatasi masalah
oportunisme ganda yaitu hold up dan moral hazard.
Kadang – kadang pebedaan objek kepercayaan ( object of
trust ) bisa bermanfaat. Objek kepercayaan adalah individu orang, karena
oranglah yang terlibat dalam tindakan yang bersifat oportunistik. Sebagai
tambahan, kepercayaan dapat memiliki atas lembaga atau system ( pemerintahan,
system hukum).
Kesimpulan
Koperasi untuk
menciptakan keunggulan komporatif dengan melakukan penekanan atas tindakan –
tindakan yang bersifat oportunistik melalui kepercayaan sangatlah bergantung
pada kewirausahaan koperasi. Para pengurus harus mendeteksi dan menerapkan ide
– ide koperasi, terutama yang cocok untuk produksi berbiaya rendah dan
kepercayaan bersama.
Penciptaan kondisi dimana kepercayaan vertical tampak
semakin sulit terjadi akan menurunkan tingkat ketergantungan anggota. Factor –
factor yang menyababkan ketergantungan bersama menjadi sangat penting untuk
mengevaluasi kinerja koperasi.
Aspek dasar budaya barat, khususnya Anglo Saxon,
menekankan persaingan dan hubungan berlawanan. Hal ini akan mengakibatkan harga
transaksi tinggi ketika transaksi-transaksi yang ditentukan sendiri terlibat.
Ini memungkinkan koperasi untuk membangun kemampuan mengatasi masalah
kepercayaan tinggi, sehingga akan menciptakan keunggulan khusus. Pada budaya
timur yang lebih besar orientasi pada kebersamaan, koperasi dapat menemui lebih
banyak kesulitan untuk membangun keunggulan komperatifnya karena kepercayaan
bersama telah lama menjadi transaksi pasar normal.
Daftar
Pustaka
Harifudin, 2007. Saatnya memperkuat ekonomi berbasis
kerakyatan. Fajar, Sabtu 29 Desember 8007, Makasar.
Meredith,G.G. 1994. Kewirausahaan, Teori dan Praktek. Pustaka. Binaman
Presindo, Jakarta.
Pramulya, R. 2008. Koperasi Bergerak Tanpa Inovasi. Bisnis
Indonesia, 8 Oktober 2008, Jakarta.
Ropke, J. 2003. Ekonomi
Koperasi.Teori dan Manajemen. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
*Penulis adalah Dosen Koperatis Wilayah IX Sulawesi
DPK Universitas Muslim Indonesia Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar